Entri Populer

Senin, 28 Februari 2011

PRAKTEK PENYELUDUPAN MARAK DI BELAWAN

                                                                        [20091215_011358_miras2.jpg] Medan (KN)   Bebasnya barang seludupan mensinyalir, praktik penyelundupan barang di Belawan makin marak, sehingga Poldasu dan jajarannya diminta segera mengusut sampai ke akar-akarnya.
 
Indikasi awalnya adalah barang-barang yang masuk dalam kategori black market (pasar hitam) sudah dipasarkan secara bebas di Medan ,”Ini dikatakan Ketua LSM PPNI Pemuda Penegak Nasionalis Indonesia Albertus Hutabarat pada media Online Kiprah Nusantara senin  (28/2).
  barang-barang termasuk jenis ponsel diduga bebas dipasarkan karena harganya jauh lebih murah dibanding produk aslinya.
“Bahkan ponsel murah itu pernah ditawarkan kepada sejumlah pejabat di Pemropsu beberapa waktu lalu. Saya duga harganya miring, karena bentuknya sama dari yang asli, namun kualitasnya berbeda,” 
Dari cara dan gaya si penjualnya, Marahalim berpendapat, barang-barang tersebut terkesan dipaksa untuk dibeli karena harganya murah. “Kalau kita teliti, besar kemungkinan surat-surat atas barang ilegal itu tidak ada,” paparnya.
Cilakanya, warga kini lebih menggandrungi barang-barang murah, terjangkau dan tidak repot. “Mereka kadang tidak perduli apakah itu impor ilegal atau dari produsen yang tidak jelas negaranya
, bukan tidak mungkin produk lain bebas keluar masuk di Medan karena tidak adanya pengawasan yang dilakukan otoritas di Belawan.
Dia mensinyalir pengawasan yang dilakukan otoritas Belawan sangat lemah, dan diduga kuat ada permainan sehingga sangat memungkinkan barang ilegal itu beredar tanpa pemeriksaan, apalagi beban pajaknya.
Karenanya kita minta Poldasu agar memerintahkan aparatnya, termasuk Polsek KP3 Belawan untuk meningkatkan pengawasan terhadap indikasi penyelundupan  yang merugikan sektor perpajakan sampai miliaran rupiah
Langkah pengusutan oleh Poldasu menurut Marahalimi dinilai mendesak dan penting dilakukan, karena kehadiran barang-barang black market selain mengganggu iklim kompetisi di dunia bisnis, juga bisa merusak moral bangsa.
“Barang-barang ilegal yang bebas keluar masuk juga akan merongrong norma warganegara dan bangsa yang taat hukum,” ujarnya menambahkan.
Saat ini, katanya, kehadiran barang impor selundupan berpotensi menjadikan warga konsumtif, berbangga diri, yang lambat laun bisa merubah karekteristik dan norma-norma budaya. “Perubahan karakter ini harus dicegah karena bisa berakibat pada runtuhnya moral bangsa,” pungkas Marahalim. (BAS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar