Entri Populer

Jumat, 25 Maret 2011

Jalan di Labusel, Labura, Paluta Rusak Parah

Labuhan Batu.jpeg
Labuhan Batu– DPRD Sumut memprihatinkan jalan-jalan negara, propinsi, dan jalan lintas Sumatera di Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara dan Padang Lawas Utara (Paluta) yang kondisinya mengalami kerusakan hebat selama beberapa tahun terakhir tanpa ada upaya perbaikan.
“Kami prihatin karena jalan-jalan tersebut dibiarkan saja sehingga mengganggu perekonomian daerah-daerah setempat,” kata  anggota DPRD Sumut H Amarullah kerusakan terparah terlihat di ruas jalan Kecamatan Sigambal sampai dengan Hutagodang melalui Janji Manahan, Labuhan Batu Selatan sepanjang 31 km.
“Sejak ditinggalkan Bupati Labuhan Batu Banuorambe tahun 2000, kondisi jalan tidak mengalami perubahan sehingga sampai sekarang  sulit dilalui kendaraan roda empat,” kata Amarullah, yang bulan Juli lalu bersama Tim V DPRD Sumut melakukan kunjungan kerja ke Labuhan Batu, Labusel, dan Labura.
“Dulu jalan tersebut mulus, tetapi setelah dipegang penerusnya T Milwan dan kini Bupati Tigor, sarana itu rusak berat dan hingga kini tidak ada perbaikan sama sekali,” papar anggota dewan dari Dapem Labuhan Batu ini.
Selain di Sigambal,  juga memprihatinkan kondisi jalan propinsi di Kota Pinang sampai dengan perbatasan Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara, yang juga rusak berat. Kerusakan ini terjadi akibat dilalui kendaraan pengangkut kayu gelondongan melebihi 40 ton.
Kondisi yang sama juga ditemui di jalan antara Aek Kanopan ke Tanjung Leidong, Labuhan Batu Utara (Labura), khususnya di Kecamatan Kampung Masjid yang hingga kini belum dapat dilalui kendaraan roda empat. Kupak-kapik jalan pun ditemui di sejumlah ruas jalan di Kecamatan Na  IX-X, Aek Nabara, Labura yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Labuhan Batu induk diperkirakan sudah berlangsung lama. Kemudian, pembangunan jalan sepanjang 38 km yang menghubungkan Aek Nabara di Labura ke Toba Samosir.
“Herannya, jalan yang dananya bersumber dari APBD Sumut hanya dibangun  1 km dengan anggaran Rp1,6 miliar per paket. Kalau dihitung-hitung, maka jalan itu siap 38 tahun,” katanya. Ia mengimbau agar alokasi anggaran ditambah menjadi 4 km per anggaran dengan biaya sekitar Rp2 miliar, sehingga dapat direalisasikan dalam waktu singkat.
Nyaris Putus
Selain kondisi jalan lintas Sumatera di Asahan – Labuhanbatu rusak berat, ruas Jalinsum di Desa Air Teluk Kiri, Kecamatan Air Batu nyaris putus. Kondisi jalan yang nyaris putus ini membuat setiap bus atau truk yang melintasinya harus antri dan hati-hati bila tidak masuk jurang atau akan mengalami kerusakan. Begitu juga di kawasan Jalinsum Labuhanbatu di Kecamatan NA IX-X kondisi jalan rusak berat.
Terhadap jalan yang rusak ini, para bupati untuk gesit mencari dana ke Pempropsu dan pintar melakukan lobi ke pusat.

“Mereka harus memiliki kemampuan melobi, dan jangan hanya menunggu karena itu jelas tidak ada gunanya,”

Amarullah juga minta para bupati bertindak cepat.  Kalau dibiarkan, sering terjadi lakalantas yang mengambil korban jiwa dan ekonomi lokal sebagai urat nadi dan penentu akan mengalami gangguan. Dijelaskan, dari 200 Km jarak Asahan – Labuhanbatu 60 persen rusak berat, biasanya waktu tempuh 2,5 jam kini menjadi 3,5 jam. :Ini jelas merugikan,” pungkasnya. (Jamasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar