Entri Populer

Jumat, 25 Maret 2011

Uang raib RP 57 juta .PNS Tingal angan-angan

Deli Serdang-(KN)                                                                                                                                        T Simanjuntak (52) warga Perumahan Sri Gunting, Kecamatan Sunggal, menjadi korban penipuan sejumlah oknum yang mengaku dapat memasukan anaknya menjadi PNS.
Akibat penipuan itu, T Simanjuntak kehilangan uang Rp57 juta. Dikarenakan sudah merasa tertipu, akhirnya T Simanjuntak membuat laporan ke Polres Binjai, Jumat (25/3) sekitar pukul 15.30 WIB dengan nomor Pol: LP/341/III/2011/SPK “C” Reskrim.
Menurut T Simanjuntak, bahwa kejadian itu berawal saat istrinya kenal dengan Danil Hutapea (30) warga Perumahan Berngam, yang bekerja sebagai PNS di RSU dr Djoelham Binjai, tahun 2009.
Perkenalan istri T Simanjuntak dengan Danil terus berlanjut, bahkan tambah akrab selama satu tahun ini. Nah, di tahun 2010 Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, membuka lamaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi seluruh masyarakat Kota Binjai.
Dengan secara kebetulan, T Simanjuntak ingin memasukan anaknya Lidia Yunika Br Simanjuntak (25) sebagai CPNS di formasi kebidanan.
“Waktu anak saya melamar, Danil mengaku bisa meluluskan anak saja juga jadi PNS. Tetapi dengan syarat menggunakan uang Rp100 juta. Hal ini diucapkan Danil kepada istri saya, sehingga istri saya merasa percaya dan langsung mencarikan uang yang diminta oleh Danil,” ungkap T Simanjuntak.
T Simanjuntak yang bekeja sebagai anggota Polri ini juga mengatakan, Danil bekerja sama dengan Drs Abdul Hutasuhut, yang tak lain PNS Pemko Binjai, dan tinggal tak jauh dari rumah Danil.
“Setelah istri saya percaya akan hal itu, kami hanya bisa menyediakan uang Rp59 juta. Dimana, uang tersebut diberikan secara bertahap, kepada Danil Rp10 juta, Hutasuhut Rp30 juta, bapaknya Rp18,5 juta dan ibunya Rp500 ribu,” terangnya, seraya menambahkan, pelaku sudah pernah mengembalikan uang Rp2 juta dan kerugian korban tinggal Rp57 juta.
Tak sampai disitu, T Simanjuntak juga mengaku, sempat memberikan sertifikat rumah sebagai jaminan ke ku rangan uang yang diminta. “Karena uang kami kurang, kami rela memberikan sertifikat rumah,”ungkapnya.
Setelah mengikuti tes, ternyata anaknya tetap tidak lulus dalam seleksi.(yuli)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar