Entri Populer

Kamis, 14 April 2011

Harga Padi Jatuh ke Tengkulak di Kabupaten Penajam Paser Utara


 


 


PENAJAM-(KN)
Keluhan dilontarkan Ketua Perhimpunan Petani Padi (Perpadi) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) H Sayid terkait sulitnya penjualan padi petani pasca panen. ”Memang kalau bicara produksi padi kita melimpah saat ini, cuma apa artinya itu kalau pasca panen tak bisa dijual dengan harga di pasaran, karena Bulog sendiri melakukan seleksi kualitas padi yang dihasilkan petani,” ujar Ketua Perpadi Kabupaten PPU, H Sayid kepada wartawan saat bertemu di ruang Humas, Setkab PPU, kemarin.
Menurut dia, karena Bulog sendiri menentukan kualitas padi yang bisa ditampung di Bulog, sehingga petani mau tidak mau berusaha memenuhi persyaratan kualitas hasil padi dengan kerusakan padi serendah-rendahnya. Namun, kalau petani tidak bisa maka harganya bisa lebih rendah dari pasaran, karena banyak dibeli oleh pedagang-pedagang beras asal Banjarmasin.
Alasan lain, ujarnya, kurang berhasilnya Perpadi yang bergerak sebagai pengusaha menampung beras dan gabah petani, karena terkendala alat pengering padi sekaligus permodalan. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah agar segera menyiapkan alat pengering padi( Drayer).
”Saat ini musim hujan menyulitkan petani padi sawah untuk mengeringkan gabah hasil panen, sehingga hasil panen yang tidak tertampung sebagian dibeli oleh para tengkulak dari daerah Kalsel dengan kondisi basah,” tuturnya.
Ia mengatakan, kunci keberhasilan pengusaha dalam menangani permasalahan tidak tertampungnya gabah petani hanya dua cara, yaitu penyediaan alat pengering dan bantuan pemerintah berupa finansial.
Soalnya, rata-rata pengusaha yang dulunya menampung beras dan gabah petani masih mampu membeli gabah mereka, kini kemampuan itu menurun lantaran keterbatasan finansial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar